Selasa, 27 April 2010

Autisme sebagai suatu gangguan perkembangan pervasif

Ekolali sebagai usaha untuk memiliki

  Jika kita telah memahami masalah yang dimiliki anak - anak penyandang autisme saat mempelajari kata - kata sederhana. Kita juga dapat membayangkan mengapa begitu banyak kalimat mereka memiliki kreativitas dan daya cipta, membatasi diri pada pengulangan kalimat yang telah diucapkan oleh orang lain. 

  Anekdot - anekdot sering mengungkapkan lebih banyak dibanding satu halaman teori, jadi berikut ini adalah beberapa contoh diantaranya.

  Liz berusia 5 tahun. Dia tidak bicara tapi dapat menyanyikan sekitar lima buah lagu di luar kepala. Dia menyanyikan kata - kata "air", "susu", "roti", tapi jika dia lapar atau haus, dia hanya menarik tangan ibunnya dan menuntunnya ke dapur. Mengapa dia tidak mengatakan bahwa dia minta susu? Bagaimana pun, dia mengetahui kata yang harus digunakan. Kadang - kadang orang berkata, " saya sudah bilang. Sebenarnya dia mampu, tapi tidak mau." Tapi ada perbedaan yang besar antara sebuah kata yang diulang dan sebuah kata yang yang digunakan secara kreatif. Ketika menyanyikan lagu di luar kepala kita menggunakan proses sisi kanan otak. Sebuah kata dan dan nyanyian tidak dianalisa maknanya, tapi disimpan di dalam otak dengan cara yang agak dangkal dan diulang sesudahnya. Untuk menggunakan sebuah kata secara kreatif mula - mula anda harus menganalisa maknanya, dan proses tersebut dilakukan di sisi kiri otak.

  Dalam bacaan autisme " menetapnya situasi belajar tahap awal" selalu dijadikan acuan. Ini berarti bahwa ucapan seperti yang dikatakan oleh penyandang autis memilik asal - asul yang jelas dan tetap menyimpan makna yang sama. Anda dapat menemui hal ini terus menerus. Di sini sebagai contoh, sangatlah sederhana : Brian berada di kelas autisme di mana para gurunya memberikan dorongan setiap hari, baik untuk usaha yang dia lakukan maupun penyelesaian suatu pekerjaan. 

  Suatu pemahamaan yang lebih jelas tentang ekolali yang tertunda berlawanan dengan kalimat klise tentang anak autistik yang menghindari kontak. Ada yang menemukan bahwa justru sebaliknyalah adalah benar, anak - anak itu berusaha mengambil bagian dalam pembicaraan, mereka berusaha berkomunikasi, hanya saja mereka melakukannya sebatas dengan kemampuan. Nyatanya ekolali bukanlah sesuatu yang tidak biasa. Jika seorang anak yang tidak cacat disuruh melakukan sesuatu yang disampaikan dalam bahasa yang dia mengerti, dia akan melaksanakannya. Jika anda mengatakan, " ambil buku itu", dia akan mengambilnya. Jika anda menggunakan kata - kata lain diluar pemahamannya, dia akan cenderung mengulanginya secara harfiah/apa adanya. Jika anda berkata, " buku abrakadabra", dia akan mengulangi kata - kata itu " buku abrakadabra".

  Lebih jauh lagi, ekolali bukan tidak biasa dalam perkembangan bahasa tahap awal. Penelitian tentang perkembangan bahasa yang normal mengacu pada " bayi - bayi kata" dan "bayi - bayi intonasi/nada bicara". Bayi - bayi kata menggunakan cara - cara belajar bahasa yang normal. Kata - kata pertama mereka benar - benar merupakan kalimat satu kata : "susu" berarti "saya mau minum susu,beri saya susu". Maknanya berasal dari kata tersebut. 

Sumber : buku panduan autisme terlengkap, Theo Peeters.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar