Jumat, 09 April 2010

autis

    Bukan penyakit mental maupun psikosis (penyakit kejiwaan)

  Penting untuk diingat bahwa autisme tidak lagi dikelompokkan sebagai penyakit mental atau psikosis seperti dahulu. Pada tahun 1970 diterbitkan majalah ilmiah profesional internasional tentang autisme, majalah ini sangat penting. Semula majalah ilmiah tersebut bernama The Journal Of Autism and Childhood Schizoprenia (majalah ilmiah tentang Autisme dan masa kanak - kanak penderita schizoprenia). Kemudian diubah menjadi Journal Of Autism and Developmental Disorders (majalah ilmiah tentang Autisme dan gangguan perkembangan. Sejak saat itu sebagian besar peneliti menjadi yakin bahwa penyelidikan tentang hubungan antara autisme dan penyakit mental menjadi kurang berarti dan lebih relevan untuk mengarahkan penelitian di masa depan ke arah pembandingan antara autisme dengan gangguan perkembangan lainnya.

  Istilah "penyakit mental"menunjukkan bahwa bentuk perawatan mula - mula bersifat psikiatrik (kejiwaan) ; ketika perawatan psikiatrik terbukti cukup berhasil maka kemudian perhatian kepada (beberapa bentk) asuhan dan didikan. Dalam kasus gangguan perkembangan pervasif, pendidikan khusus merupakan prioritas pertama dalam perawatan. Pada kondisi tertentu juga diperlukan perawatan psikiatrik. Untuk autisme, sebagai contoh, hal tersebut mungkin harus diterapkan terhadap kesulitan - kesulitan yang dihadapi oleh para penyandang autisme berkemampuan tinggi dalam memahami bahwa mereka memiliki kecacatan dan usaha mereka untuk menyembunyikannya. Mereka sering berusaha keras melakukannya tetapi terus dihadapkan pada ketidakberdayaan mereka. Ini akan menyebabkan sebagian besar dari mereka merasa depresi (tertekan). Perawatan terbaik untuk mengatasi depresi yang mereka derita bisa diperoleh dari seorang psikiater dengan spesialisasi autisme.

  Perbedaan penting lainnya antara gangguan perkembangan pervasif dan penyakit mental adalah menyangkut tujuan akhir perawatan. Seseorang yang sakit mental, dulu pernah "normal" sehingga di usahakan untuk membuatnya "normal" kembali. Dalam kasus autisme kita harus menerima kenyataan bahwa gangguan perkembangannya bersifat permanen(tetap). Karena itu tujuan perawatannya adalah untuk mengembangkan berbagai kemungkinan dalam batasan - batasan tersebut, dengan kata lain mempersiapkan si anak untuk menghadapi kehidupan dewasanya sehingga bisa berintegrasi (menyatu) dalam masyarakat dengan sebaik mungkin ( dengan tetap mendapat perlindungan).

  Penting sekali srtinya jika psikiatri menguatkan definisi autisme ini. Dengan demikian autisme akan dapat didiagnosa secara lebih tepat dalam dunia psikiatri dan dibedakan dari gangguan - gangguan psikiatrik yang sebenarnya. Dalam hal ini, psikiater dapat membantu menunjukkan sistem perawatan yang terbaik dan, seperti yang telah kita katakan, pada akhirnya memberikan dukungan tambahan jika seseorang penyandang autisme berkembang pada masalah - masalah psikiatrik lainnya.

sumber : buku panduan autisme terlengkap, Theo Peeters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar