Kamis, 15 April 2010

Autisme sebagai gangguan perkembangan pervasif

  Autisme dalam kombinasi dengan cacat lain. Autisme adalah titik awal yang tepat bagi pendidikan

  Ketika gangguan - gangguan lainnya ada ( cacat mental, ketulian, kebutaan, dan lain - lain), masalah autisme masih perlu dipikirkan lebih dulu ketika merencanakan pendidikan. Jelas bahwa masalah - masalah yang melibatkan pemaknaan dan pemahamaan tentang makna benda - benda, kejadian, dan orang lain harus dihadirkan lebih dahulu.

  Cacat mental adalah sebuah masalah keterbelakangan, menjadi buta, tuli atau mengalami cacat panca indra lainnya tidak mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menikmati kehidupan yang bermakna. Bagaimana pun, bagi penyandang autisme, hidup memang kacau secara alami, situasi tampaknya terjadi secara kebetulan. Masalah pemaknaan dan pemahaman harus ditangani lebih dahulu, masalah lainnya ditangani kemudian. Ini menjelaskan mengapa anak - anak cacat mental disertai autisme, seperti juga anak - anak tuli atau buta yang menyandang autisme,dapat memperoleh manfaat dari kelas autisme, karena yang lebih dahulu ditangani adalah masalah yang berkaitan dengan makna.

  Autisme tanpa cacat mental? Ya dan tidak

  Dua puluh persen penyandang autisme dianggap memiliki IQ rata - rata atau di atas rata - rata. Apakah artinya? Seorang birokrat pemerintah yang tidak mengenal baik masalah ini tidak ragu lagi akan menemui kesulitan untuk memahami mengapa seseorang yang memiliki IQ rata - rata atau di atas rata - rata masih membutuhkan pendidikan khusus.

  Kami telah menjelaskan bahwa kata " autisme" bukanlah istilah yang terbaik untuk menggambarkan masalah - masalah pemaknaan dan pemahaman makna segala hal. Ungkapan " gangguan perkembangan pemahaman" lebih mendekati. Kecerdasan " rata - rata" dan " di atas rata - rata juga tidak cukup menggambarkan keadaan orang - orang seperti itu secara tepat karena para penderita autisme dengan kecerdasan di atas rata - rata sering mengalami hambatan yang berat dalam kemampuan sosialnya.

  Sebenarnya kita bisa menarik manfaat dengan meluangkan sedikit waktu untuk meninjau apa yang kita maksud dengan " kecerdasan". Apakah kecerdasan itu? Orang kadang - kadang dengan gampang mengatakan bahwa kecerdasan adalah apa yang di ukur oleh tes intelegensi. Tujuan Binet yang sebenarnya bukanlah mengukur perbedaan individual di antar populasi rata - rata tapi untuk menemukan anak - anak yang mengalami masalah keterlambatan belajar ( atau cacat mental ) yang bukan hanya diakibatkan oleh masalah lingkungan yang merugikan saja.

  Para pencipta uji kecerdasan memberi alasan seperti ini, jika kita menggunakan alat permainan atau alat - alat perkembangan yang paling sering ditemui di rumah - rumah dari masyarakat kelas sosial yang lebih tinggi dan tidak ditemui di rumah - rumah dari kelas sosial lainnya, anak - anak dari latar belakang yang lebih makmur akan langsung mendapatkan keuntungan melebihi anak - anak yang berasal dari latar belakang yang lebih rendah, hal itulah yang ingin kami hindari. Untuk tidak menggunakan alat - alat, mengajukan pertanyaan dan menganalisa situasi yang hanya ditemui dalam kelas sosial tertentu, maka kami menhindari situasi kehidupan nyata, dengan cara membuat tes - tes yang tidak diambil dari kehidupan nyata.

  Inilah yang disebut oleh Uta Frith sebagai perbedaan antara "tes" kecerdasan dan "dunia" kecerdasan ( kecerdasan yang digunakan untuk melakukan tes dan kecerdasan yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari, kadang - kadang disebut " akal sehat"). Dia memberikan contoh anak - anak jalanan di Brazil yang tidak dapat mengerjakan soal penjumlahan di kertas ( sebuah bentuk intelegensi abstrak) tapi dapat dengan mudah menghitung uang karena mereka menjual pisang kepada turis ( bentuk intelegensi " terapan", kecerdasan praktis).

  Anda dapat melihat hal yang sebaliknya pada penyandang autisme berkemampuan tinggi. Mereka dapat mengerjakan soal penjumlahan di kertas dan diluar kepala, tapi tidak dapat menhitung uang dengan tepat dalam kehidupan sehari - hari (bayangkan karakater utama dalam film Rain  Man). Mereka kurang memiliki " akal sehat". Mereka cukup pandai dalam hal tugas - tugas abstrak tapi tidak dalam hal praktis. Dalam pengertian ini anda dapat menyebut mereka cacat secara sosial.

Sumber : buku panduan autisme terlengkap, Theo Peeters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar