Minggu, 23 Mei 2010

Autisme sebagai suatu gangguan perkembangan pervasif

Disimbolisme

  Para penyandang autisme sama seperti penderita apasia ( kehilangan kemampuan memakai atau memahami kata - kata karena penyakit otak), "disimbolik" berkaitan dengan apa yang mereka dengar : mereka memiliki kesulitan khusus dalam mengalisa makna informasi auditori abstrak.

  Dengan dispasia bawaan diketahui bahwa kesulitan dalam hal analisa makna dapat dikaitkan dengan tidak disfungsi atau tidak berfungsinya lobus temporal (sisi otak) kiri. Tiap orang mendapati bahwa normal saja memberikan informasi komunikatif kepada anak - anak penyandang dispasia dengan cara yang lebih mudah bagi mereka - yaitu secara visual. Mereka memiliki kesulitan beradaptasi dengan kita jadi kitalah yang harus berusaha lebih keras untuk beradaptasi dengan mereka.

  Anak - anak yang mengalami dispasia perkembangan bawaan sejak lahir tidak terganggu secara spesifik dalam analisa informasi visual abstrak mereka yang merupakan bagian dari perilaku sosial kita. Anak - anak penyandang autisme pada sisi lain memiliki kesulitan tidak hanya dalam " mendengar melampaui" informasi yang harfiah ( dan di sini kita dapat membantu mereka dengan dukungan visual), tapi juga dalam "melihat melampaui" informasi yang diberikan. Mereka juga disimbolik secara visual, dan kita harus bertanya pada diri kita apakah kita sudah cukup berusaha pada tingkatan ini untuk beradaptasi dengan kecacatan mereka. 

  Jika kita menerima bahwa penyandang autisme merupakan pelajar visual, mengapa kita tidak menganggap pendekatan autisme hanyalah suatu pendekatan dengan dukungan visual ketimbang "pendidikan terstruktur"? Bagaiman pun juga, inilah yang sebenarnya : jika dimintai saran yang berkaitan dengan pendidikan autisme di kelas atau kelompok di rumah, inilah hal pertama yang muncul dalam pikiran- alat bantu visual apa yang digunakan disini?

  Istilah "alat bantu visual" segera membuatnya menjadi jelas bahwa alatnya ada untuk menolong si anak. Ini adalah kata yang lebih bersifat "sosial" bagi sektor "sosial". Para ahli bahasa memiliki istilah yang bagus bagi komunikasi dengan alat bantu visual : yaitu augmentative learning atau komunikasi kegiatan belajar (augmentative berarti tambahan, dukungan, peningkatan). Dengan analogi ini kita juga dapat menyebut pendidikan autisme sebagai "pendidikan tanbahan yang bersifat suportif dan mendorong peningkata ( augmentative education)".

Sumber : buku panduan autisme terlengkap, Theo Peeters

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar